JENIS-JENIS BAHAN KEMASAN MAKANAN DAN MINUMAN
Demi menjaga kesehatan, kita harus pandai-pandai memilih jenis
kemasan makanan yang akan kita beli dan untuk dikonsumsi. Jadi, Anda
perlu tahu berbagai jenis kemasan makanan, beserta efek negatifnya
terhadap tubuh kita. Berikut Sharing di Sini Beberapa Jenis kemasan makanan dna minuman yang ada di pasaran.
1. Plastik
Plastik merupakan jenis kemasan yang paling banyak digunakan dalam
industri saat ini. Kemudahannya dalam memproduksi membuatnya menjadi
pilih kemasan paling murah. Akibat buruknya kita telah membuat sampah
plastik begitu besar dalam beberapa dekade terakhir dan berdampak buruk
bagi kondisi alam juga.
Sebagian besar kita menganggap plastik untuk kemasan tidak ada
bedanya satu dengan lainnya, padahal plastik dibuat sesuai penggunaan
kemasan. Ada plastik yang dibuat khusus untuk produk tertentu dan tidak
boleh digunakan untuk jenis produk lain. Misalnya saja botok plastik,
dibuat oleh pabriknya dengan kode tertentu.
Banyak dari kita terutama Industri kecil menggunakan plastik tidak
pada tempatnya. Plastik kresek hitam yang sering digunakan sebagai
pembungkus gorengan, gelas plastik yang dipakai untuk air mendidih,
botol kemasan air mineral yang diterpa sinar matahari setiap hari, serta
penggunaan plastik kiloan untuk membuat ketupat, merupakan
contoh-contoh penggunaan kemasan plastik yang salah dan sangat
berbahaya. Akibat dari penggunaan plastik yang tidak sesuai dengan
fungsinya ini, dikhawatirkan akan terjadi perpindahan komponen kimia
dari plastik ke dalam makanan.
Beberapa kemasan plastik berasal dari material polyetilen polypropilen polyvinylchlorida
yang jika dibakar atau dipanaskan dapat menimbulkan dioksin, suatu zat
yang sangat beracun dan merupakan penyebab kanker serta dapat mengurangi
sistem kekebalan tubuh seseorang.
2. Kertas
Selain plastik, kertas juga menjadi alat pengemas makanan. Namun ada
beberapa kertas yang seharusnya tidak boleh untuk dijadikan kemasan,
terutama adalah kertas bekas (seperti bekas majalah atau koran). Kertas
bekas memiliki tulisan yang terbuat dari tinta dan terdeteksi mengandung
timbal (Pb) yang melebihi batas.
Di dalam tubuh manusia, timbal masuk melalui saluran pernapasan atau
pencernaan menuju sistem peredaran darah, dan kemudian menyebar ke
berbagai jaringan lainseperti ginjal, hati,otak, saraf dan tulang.
3. Kaleng
Kini semakin banyak makanan dan minuman yang dikemas dalam kaleng.
Umumnya produk yang dikemas dalam kaleng akan hilang kesegarannya, juga
nilai gizi turun akibat pengolahan dengan suhu tinggi.
Pada pemakaiannya, kaleng harus dilapisi timah putih (Sn) dengan
sistem pelapisan sangat ketat dan tidak boleh ada lubang pori sekecil
apa pun. Kaleng (template) ini harus dilapisi lagi dengan enamel bila
akan digunakan untuk makanan yang mudah menimbulkan korosi (karat).
bahaya utama makanan kaleng yaitu tumbuhnya Clostridium botulinum yang dapat menyebabkan keracunan botulinin.
Tanda-tanda keracunan botulinin antara lain tenggorokan
menjadi kaku, mata berkunang-kunang dan kejang-kejang yang membawa
kematian karena sukar bernapas. Biasanya bakteri ini tumbuh pada makanan
kaleng yang tidak sempurna pengolahannya atau pada kaleng yang bocor
sehingga makanan di dalamnya terkontaminasi udara dari luar.
Cermat memilih kaleng kemasan merupakan suatu upaya untuk menghindari bahaya-bahaya yang tidak diinginkan tersebut.
4. Styrofoam
Riset telah membuktikan bahwa bahan styrofoam sangat diragukan keamanannya untuk kesehatan. Styrofoam yang dibuat dari kopolimer styrene menjadi
populer di kalangan bisnis makanan, karena bahan tersebut dapat
mencegah terjadinya kebocoran dan mampu mempertahankan bentuknya saat
dipegang pelanggan. Bahan tersebut juga mampu mempertahankan suhu panas
dan dingin agar tetap nyaman dipegang, dan yang membuatnya sangat
populer dilangan pebisnis makanan adalah harganya yang sangat relatif
murah.
Bahayanya, jenis bahan gabus styrofoam ini dapat melepas monomer
stiren jika dipakai untuk makanan panas,belemak,beminyak,dan beralkohol.
Pada bulan Juli 2001, Bagian Keamanan Makanan Pemerintah Jepang
mengutarakan bahwa residu styrofoam dalam makanan sangat berbahaya. Residu itu dapat menyebabkan endocrine disrupter
(EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada
sistem endokrinologi dan reproduksi manusia akibat bahan kimia
karsinogen dalam makanan. Styrofoam menjadi berbahaya karena dibuat menggunakan butiran-butiran styrene yang
diproses dengan benzana. Padahal zat benzana sendiri merupakan salah
satu zat yang menimbulkan berbagai macam penyakit seperti mempercepat
detak jantung, gangguan syaraf yang menyebabkan mudah lelah, anemia,
badan gemeteran, mudah gelisah, gangguan kelenjar tiroid, bahkan kanker.
5. Gelas / Kaca
Bahan kemasan makanan paling aman adalah gelas. Kelemahannya, kemasan
gelas tidak tahan pada suhu tertentu dan rentan pecah. Meski ada juga
beberapa jenis gelas yang memang tahan sampai suhu tertentu.
Komentar
Posting Komentar